Rabu, 30 Juli 2014

Cerpen Harapan Orang Tua

HARAPAN ORANG TUA
Aku tidak mengerti dengan jalan yang kulalui sekarang ini. Jalan itu terkadang terjal,datar,licin,dan diselingi bebatuan. Aku hanya terdiam dan memahai semua ini. Senyuman hanya sebatas kebahagian kecil yang harus aku lakukan untuk menyenangkan orang-orang di sekitarku,walaupun mereka tidak tahu apa yang aku rasakan sekarang ini. Senyuman itu juga membuat mereka merasa terhargai dengan adanya aku di sekitar mereka.
Waktu memberitahuku agar aku berlari sejauh mungkin. Berlari ke arah yang aku mau,tapi janganlah aku lupakan peraturan dalam pertandingan lari itu. Karena jika aku melanggarnya,aku bisa keluar dan diberi sanksi. Ya di kehidupan ini khususnya di Indonesia,negara yang kental dengan kekerabatannya, banyak sekali peraturan terutama di dalam keluarga. Aku tahu peraturan itu baik untukku dan baik untuk semuanya.
Ibuku berbicara denganku seperti layaknya aku berbincang teman seumuranku. Itulah ibuku yang menjadikanku seolah-olah temannya sendiri. Tetapi aku tetap menjaga kesantunan berbicaraku terhadap ibuku.
"Ini aku dapat sms dari temanku kalau jam 8 malam di tv one ada debat capres dan cawapres,"
kataku
"Kamu ini suka nonton televisi kalau di kostmu?Sudahlah jangan terlalu suka menonton televisi,jadi kutu buku saja. Lihat nanti kalau nilai semestermu turun.Ayahmu akan marah besar kepadamu,"kata Ibu
Aku hanya terdiam . Tak satu katapun terlontar dari mulutku.Ya  aku anak kuliahan. Karena antara kost dan rumah sangat jauh.Akhirnya aku di kostkan di kost dekat kampus. Aku akui sekarang ini aku suka nonton televisi di kost. Entah setan apa yang asuk ke dalam diriku hingga aku pemalas seperti ini. Entah kenapa aku lebih tertarik membaca novel daripada buku. Aku benar-benar malu dengan ibuku. Aku menundukkan kepalaku.Oke untuk membuktikan kepada ibuku kalau aku bisa sesuai dengan harapannya.
Itulah orangtua yang punya keinginan besar agar anaknya bisa menjadi lebih baik dari dirinya. Satu atau dua kata yang dilontarkan orangtua bisa bermanfaat bagi kita. Kata-kata itu bagaikan permata atau mutiara yang menghiasi diri manusia. Dan terkadang kata-kata yang dilontarkan terkadang mengiris jantung hingga terbagi dua,dan itu cukup menyakitkan. Tapi kita tetap berpikir positif saja dan jadikan ucapan itu sebagai nasihat Tuhan agar kita menjadi pribadi yang lebih baik.
by:_khs_
_salam berkarya_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar