Pencopet
Cs Pemulung
Khoirun.Itulah
nama panggilku di kampus ini. Sekarang ini aku kuliah di salah satu perguruan
tinggi negeri di Surabaya,lebih tepatnya aku kuliah di Universitas Gajah
Duduk.Memang cukup terdengar aneh jika orang-orang mendengar nama universitasku.Aku
tidak peduli apa kata orang mengenai nama universitasku.Tapi jangan salah
tanggap dulu.Walaupun namanya seperti itu,prestasinya cukup banyak. Dari tahun
ini saja,sudah 100 lomba yang diikuti oleh mahasiswanya. Dari perlombaan
itu,sudah 35 lomba yang bisa dijuarai.Untunglah bisa menang.Jadi bisa
mengharumkan nama kampus tercinta.
Aku
tidak menyangka jika statusku sekarang ini menjadi mahasiswa.Ada rasa bangga
dan ketakutan dengan statusku sekarang ini.Bangga karena dianggap dewasa dan
bisa berpikir logis.Takut karena belum mengkontribusi masyarakat
sekitar.Mahasiswa identik dengan tugas membuat makalah dan laporan.Satu lagi
tugas yang tak terlupakan adalah membuat powerpoint dan dipresentasikan
powerpointnya itu. Itu yang aku alami sekarang ini. Dosen matematikaku
mengatakan,”Tanpa tugas,mahasiswa jadi tidak keren”.Aku hanya bisa tersenyum.
Entah apa maksud perkataan dosenku tadi.Tapi sekarang aku mengerti apa
maksudnya. Jika tugas tidak dikerjakan,semakin lama semakin menumpuk. Itu yang
membuatku stres. Jalani saja dengan santai tapi serius.Pasti ada hikmah jika
aku kerja keras sekarang ini. Dosen matematikaku mengatakan,”Jika kita tidak
bekerja keras selama 4 tahun ini,kita tidak akan menikmati hasilnya di hari
tua. Jangan salahkan di hari tua nanti kita masih tetap bekerja keras karena
kita tidak bekerja keras diwaktu muda.Ini adalah kata-kata khusus untuk kamu”.
Kata-kata ini masih melekat di memori otakku. Kata-kata itu seakan membius
kehidupanku agar menjadi yang terbaik.Aku tidak tahu kenapa dosen matematikaku
mengucapkan seperti itu kepadaku saat aku bertemu beliau di ruang dosen.Apa aku
terlalu istimewa/bodoh/suka memberontak kepada dosen-dosen? Ini merupakan
teka-teki silang bagiku untuk mengetahui maksud dari perkataan dosen
matematikaku ini.
Jika tugas banyak seperti ini,sudah pasti
laptop juga harus beroperasi dengan baik. Hari ini aku dan Harun mengerjakan
tugas di rumah Harun.
“Laptopku
kok error seperti ini ya?”,tanyaku sambil melihat-lihat laptopku.
“Waduh.kalau
laptopmu seperti itu berarti waktunya diservisin”,jawab Harun.
“Dimana
tempat yang bagus untuk servisin laptop?”,tanyaku pada Harun.
“Dihatimu”,jawab
Harun.
“Aku
ini beneran tanya.Eh,kamu malah gombalin aku.was nanti kamu suka denganku”.
“Aku
masih normal.Sangat tidak mungkin aku suka dengan sesame jenis”.
“Peace man.Hehehe.Di daerah dekat sini
tidak ada tempat servisin laptop ?”
“Ada”.
“Dimana?”.
“Di
abangku.Karena abangku kerjanya di tempat servis komputer”.
“Kenapa
tidak bilang dari tadi?”.
“Kalau
aku bilang dari tadi,nanti kamu tidak penasaran seperti ini. Kalau kamu mau
laptopmu untuk sementara ini,aku bawa dulu.Supaya diservisin abangku”.
“Oke.Kalau
sudah selesai,hubungi aku ya”.
“Okelah
kalau begitu”.
***
Kulihat
awan berjalan diatas langit pada pagi hari ini.Awan-awan itu bagaikan kapas
terbang melayang-layang mengikuti arah angina.Mereka hanya mengikuti tanpa
berpikir itu arah berbahaya atau tidak. Aku tidak ingin seperti kapas yang
itu.Tapi aku ingin seperti matahari yang bisa menyinari seluruh alam semesta ini
dengan sinarnya.Sinarnya yang terpancar membawa sumber kehidupan di muka bumi
ini. Sinarnya membuat orang tersenyum karena jemuran baju mereka bisa
kering.Tapi beberapa orang tidak suka dengan sinarnya karena bisa membuat kulit
mereka menjadi gelap dari sebelumnya.Aku tahu segala sesuatu itu pasti punya
kelebihan dan kekurangan,termasuk aku. Aku sering mengatakan dengan diriku
sendiri,”Jangan jadikan kekurangan itu sebagai penghalang untuk bisa membuat
kelebihan yang ada dalam diri hilang tanpa jejak”.Seperti matahari yang tanpa
kita suruh untuk terbit atau terbenam tepat pada waktunya,dia akan sadar diri
bahwa ini saatnya waktu untuk terbit atau terbenam.Walaupun begitu banyak orang
yang tidak menyukainya,matahari tetaplah menjalankan aktivitasnya tanpa
memperduliakan tanggapan orang lain.Karena ini sebagai bukti patuhnya matahari
kepada Tuhan.Begitu indahnya suasana hari in.Suasanan ini membuatku takjub akan
kekuasaan Tuhan.Tiba-tiba terdengar suara yang membangunkanku.
“Bangun,bangun,bangun.Sudah
tahu sebentar lagi dosen mau masuk kelas.Eh,kamu malah melamun masih diluar
kelas.Awas nanti kesurupan karena sekarang kita berada di gedung lantai
3.Gedung kuliah lantai 3 ini terkenal angker,”kata Rosyid.
“Oh
kamu.Iya nanti aku masuk kelas,”kataku
“Oh
iya.Nama kamu siapa?”
“Kamu
ini bagaimana sudah menjalani kuliah selama 2 bulan masih saja belum tahu
namaku. Kenalkan namaku Khoiron.Oh iya nama kamu siapa?”
“Namaku
Rosyid”
“Sebenarnya
yang tidak tahu nama teman itu siapa sih.Kok Khoiron tadi bilang seperti itu
denganku.Dia sendiri juga tidak tahu namaku.Aneh anak ini,”kata Rosyid dalam
hati.
“Lho
kamu kenapa kok diam?,”tanyaku.
“Gak
apa-apa.Oh iya aku duduk di kursi depan meja dosen saja”
Harun
menghampiriku dan duduk di sebelah kananku.Lihat wajah Harun galau seperti
diterjang ombak besar.Aku tidak kuat melihat kegalauannya.Lalu aku mulai
tanya-tanya ke Harun untuk memancing Harun curhat kepadaku.
“Kamu
ini kenapa sih?Kalau ada masalah kan bisa curhat ke aku.Aku ini bisa seperti
pengadaian yang semboyannya mencari solusi tanpa masalah,”tanyaku
“Aku
galau tingkat dewa,”jawab Harun
“Memangnya
kegalauan punya level terendah sampai level tertinggi?.”
“Gak
juga sih. Ini cuma ekspresi kegalauanku yang terlalu parah.Biarkan saja.Yang
penting happy.Oh iya sebelumnya aku
minta maaf karena kakakku gak bisa servisin laptopmu.Menurut kakakku,laptomu
itu sudah waktunya rusak dan walaupun kamu servisin kemana saja,jawabannya gak
bakalan bisa.”
“Oh.Ya
sudah terima kasih ya atas bantuanmu dan bantuan kakakmu.”
“Sama-sama.”
***
Awan
mendung menyelimuti langit.Suasana ini begitu sejuk.Suasana ini seperti suasana
hatiku hari ini yang lega karena sudah mengumpulkan tugas ke dosen.Begitu
senangnya aku sore ini karena sekarang waktunya pulang.Tadi waktu kuliah aku
sedikit ngantuk.Sekarang ngantuknya hilang karena mau pulang.Biasanya sore-sore
seperti ini itu jadi JTN(Jam Tidur Nasional).
Aku
bergegas pulang ke rumah.Aku ingin menemui Ayah untuk minta uang 5 juta.Uang
itu bukan aku gunakan untuk hura-hura,tapi aku gunakan untuk membeli
laptop.Mencari uang itu memang susah jika kita tidak mempunyai skill dalam
pekerjaan itu.Tapi aku sebagai anak berhak untuk meminta fasilitas belajarku
kepada orangtuaku.Sebelumnya aku sudah mengecek uangku di ATM.Ternyata sisa
uangku hanya 1,5 juta.
Ini
adalah waktu yang tepat untuk bisa menyalurkan inspirasiku kepada Ayah.Aku
berharap Ayah mengabulkan permintaanku.Setelah Ibu tiriku menyiapkan semua
makanan di meja makan.Aku,Ayah,Ibu tiriku sudah siap menyantap hidangan di
depan mata ini.Kami secara bergantian mengambil makanan satu persatu di piring
masing-masing.Setelah selersai makan,aku menyalurkan keluh tidak pernah terduga
olehku bahwa Ayah memarahiku.Aku menuduhku secara tidak-tidak bahwa aku akan
menyelewengkan uang itu untuk berpora ria.Aku tak pernah habis pikir Ayah yang
mampu menafkahi Ibu tiriku 7 juta perbulan,tapi tak mampu memberiku uang hanya
untuk membeli laptop.Mungkin Ayahku sudah keracunan kata-kata Ibu tiriku yang
membuatku seakan terpojok.Ya dari dulu aku tidak suka dengan ibu tiriku karena
terlalu glamor dengan penampilannya,selalu sibuk dengan arisannnya,dan tidak
pernah peduli dengan masalahku.
Aku
berlari sekencang mungkin ke kamarku.Aku benar-benar kesal dan kecewa dengan
Ayah.Rasanya aku ingin meneteskan air mata,tapi aku tidak boleh meneteskan air
mata karena tetesan air mata ini tak kan bisa menyelasikan masalahku tanpa
tindakan selanjutnya.Kubuka jendelaku.Kuambil kursi belajarku untuk aku
hadapkan ke jendela.Aku duduk di kursi itu sambil memandang bulan dan
bintang.Aku seakan seperti orang gila yang berbicara sendiri.Padahal aku curhat
denagn bulan dan bintang.Sinar mereka membuatku tersenyum.Bulan dan bintang tak
pernah bosan menyinari diri mereka sendiri.Aku kagum dengan mereka yang selalu
menyinari diri mereka sendiri sehingga menambah keindahan dunia. Aku memang
tidak bisa seperti bulan dan bintang sekarang ini karena aku terlalu kecewa
dengan keadaan yang aku alami sekarang ini. Tapi aku yakin aku bisa bisa sepeti
mereka yang selalu menyinari semua orang termasuk orang tuaku.Mungkin Ayah
masih belum bisa memaafkanku karena waktu SMP aku pernah menyalahgunakan uang
SPP 1 bulan untuk aku belikan mainan.Salah Ayah sendiri selalu lupa untuk
membelikan mainan,tapi tidak pernah lupa membeli baju untuk Ibu tiriku sebulan
sekali.Aku putuskan saja untuk membeli mainan sendiri.Sekarang ini aku butuh
sosok seorang ibu sebagai tempat curhatku.Tapi ibuku sudah ditelan bumi dan aku
tidak bisa berkata apa-apa karena ini semua adalah takdir Tuhan.Aku merasa
tidak ada yang bisa mempercayaiku lagi di rumah ini.
Langit
terlihat semakin gelap.Aku semakin memikirkan rencana apa yang harus aku
lakukan setelah ini.Aku punya ide sementara ini kabur dari rumah supaya
menenangkan pikiranku.Tapi setelah kabur nanti menginap di rumahnya siapa?Di rumah
pacar,tapi aku tidak pernah pacaran.Di rumah tante,tapi rumahnya ada di luar
kota.Di rumah nenek,tapi nenek tidak bisa jaga rahasia karena lata dan bisa
saja nanti keceplosan bilang kalau aku di rumah nenek sekarang. Di rumah harun
saja kalau begitu.Enaknya kabur kapan ya?Ah sekarang saja.Malam ini harus sudah
kabur.Aku persiapkan dulu saja baju,buku,uang di tas.Sip semua sudah aku
masukkan di tas.Sekarang aku tulis di lembaran kertas ini sebagai pengantar
surat kalau aku kabur.Hahaha seperti apa saja ada surat pengantar.Maafkan aku
Ayah melakukan hal bodoh seperti ini.
***
Matahari
mulai menyambut aktivitas manusia dengan kemilau sinarnya.Harun membuka pintu
rumahnya.Harun kaget melihat orang tidur di kursi teras rumahnya.Harun
membangunkan otang itu.Ternyata orang itu aku.Aku memang menyamar memakai kumis
saat kabur kemarin malam agar tetanggaku yang bertemu denganku jadi tidak kenal
denganku.Aku melepas kumisku agar Harun kenal kepadaku.Ternyata walaupun aku
memakai kumis palsu tetap saja Harun mengenaliku.
Aku
memang sengaja tidak menghubungi Harun sebelum aku ke rumahnya Harun. Karena
percuma saja Harun tidak akan dengar apapun jika dia sudah tidur,walaupun itu
telepon dari pacarnya.Telepon dari pacarnya saja tidak diangkat,apalagi aku.
Lalu
Harun menyuruhku untuk meletakkan barang-barangku di kamarnya.Puji syukur
karena Harun mengizinkanku untuk tinggal di rumahnya selama 1 bulan ini.Aku
menceritakan permasalahanku ini kepada Harun.Tapi untuk masalah pinjam uang
untuk beli laptop,Harun tidak bisa membantuku karena Harun juga masih belum
punya unang sebanyak itu. Lalu Harun menyuruhku untuk mandi dengan cepat karena
kurang 45 menit lagi kuliah akan dimulai.
***
Waktu kurang 20 menit untuk masuk
kuliah.Saat mau berangkat kuliah,Harun menyoba motornya.Ternyata motornya
mogok.Akhirnya kami putuskan untuk jalan kaki saja.Di tengah jalan aku bertemu
pemulung yang wajahnya tidak asing bagiku.Tapi aku lupa namanya siapa.Aku
mencoba menghampirinya,tapi dia malah lari.Aku dan Harun mengejar pemulung itu.Anehnya
pemulung itu berbelok masuk ke kampusku.Aku dan harun juga berbelok ke kampus.Semakin
lama,semakin kami kehilangan jejak pemulung itu.Ya sudahlah.Akhirnya aku dan
Harun memutuskan untuk masuk kelas saja karena waktunya sudah kurang 10 menit.
Sesampainya
di kelas mataku langsung tertuju pada baju Rosyid.Bukan karena baju Rosyid yang
baru beli atau bagus,melainkan bajunya mirip dengan baju yang dipakai pemulung
tadi yaitu berwarna hijau dan bergambar doraemon.Ah,sangat tidak mungkin sekali
Rosyid jadi pemulung karena Rosyid terpandang sebagai anak yang cerdas di
kampus ini.Berbagai perlombaan juga banyak dia juarai.Mungkin ini hanya
kebetulan saja.Tapi bisa jadi ini benar. Aku tak perlu menanyakan ini dulu ke
Rosyid aku takut menyinggung dirinya.Ini bisa jadi penyelidikanku untuk
membuktikan dugaanku.
***
Waktu kuliah sudah berakhir.Waktunya
pulang.Tapi aku tidak pulang dulu karena aku ingin membuktikan dugaanku dengan
mengikuti jalan pulangnya.Aku sudah izin ke Harun kalau aku akan pulang terlambat.Setiap
langkah demi langkah aku ikuti.Setiap Rosyid melihat kebelakang,aku selyalu
bersembunyi entah itu di semak-semak,di pohon, di tiang listrik (untung saja
aku tidak kesetrum).Sepertinya dia mulai merasakan kehadiranku.Hingga dia
berjalan lebih cepat dari sebelumnya.Aku juga mengikutinya dengan jalan
cepat.Dia membelok dan masuk ke apotek.Aku hanya mengawasinya dari
jauh.”Kring,kring,kring”,itulah bunyi hpku.Aku mengangkatnya.Ternyata sms dari
Harun yang berisi ‘jalan di gangku mau ditutup jam 6 karena tetangga sebelah
mau mengadakan hajatan’.Setelah itu aku tutup hpku.Kulihat lagi Rosyid dari
kejauhan ternyata sudah tidak ada.Aku masuk ke apotek itu ternyata Rosyid sudah
tidak ada.Aku kehilangan jejak lagi.Kulihat disana ada orang yang mirip Rosyid.Aku
kejar orang itu.Ternyata orang itu bukan Rosyid.Tidak apa-apalah gagal mencari
bukti di hari ini.
Aku
berjalan lagi.Kulewati warung,depot,restaurant dijalan ini.Hingga aku tertarik
untuk masuk di warung yang namanya unik yaitu warung pencopet.Orang-orang itu
selalu ada saja inisiatif untuk
memperkenalkan produknya hingga membuat konsumen tertarik untuk membeli. Warung
ini mirip dengan kafe dengan dekorasi kain kotak-kotak hitam putih dan
temboknya bergambar kartun-kartun pencopet.Lucu dan keren.Aku duduk di meja
yang paling depan dengan seorang pria tua yang minum kopi.
Aku
membuka daftar buku pesan.Setelah aku lihat-lihat,aku tertarik memesan kopi
penjara.Sambil menunggu pesanan aku bercengkrama dengan pria itu.Aku baru saja
dapat info dari pria tua bertubuh kurus itu kalau warung ini memang nongkrongan para
pencopet dan tempat mereka menghitung-hitung uang hasil copetannya itu.Aku juga tidak menyangka
kalau pria tua ini juga mantan pencopet yang sudah 10 kali dia dipenjara.
Menurut pria tua ini,mencopet itu pekerjaan yang menjanjikan dan hasil pencopetanya
perhari itu bisa lebih dari tiga ratus ribu.Pikiranku sekarang kacau dan pusing
dengan masalah-masalah.Belum lagi aku beli laptop.Aku mencoba bepikir kembali. Jiwaku
seakan terbagi dua menjadi dua yaitu jiwa kanan dan jiwa kiri.Jiwa kananku
mengatakan bahwa aku tidak perlumelakukan itu karena perbuatan itu hanya
merugikan orang lain dan haram hukumnya.Jiwa kiriku mengatakan bahwa aku
lakukan saja mencopet itu karena aku melakukan ini hanya sementara saja dan
nanti bisa dikembalikan uangnya.Ini sebuah keputusan yang sangat sulit.Dengan
berat hati,aku memilih saran dari jiwa kiri.
Setelah
aku minum kopi penjara ini.Kurasa ada belenggu di dalam diriku.Belenggu itu
seakan mendorongku untuk berbuat kejahatan,ya mencopet adalah salah satunya. Aku
keluar dari warung itu.Aku mulai mencari mangsa.Aku menemukan mangsaku yaitu
perempuan di halte itu.Aku berjalan dan mendekati wanita itu.Dengan trik yang
diajarkan oleh pria tua itu sekarang aku praktikkan.Ternyata benar,itu adalah
jurus jitu.Akhirnya aku dapatkan dompetnya.Aku kasihan jika wanita itu tidak
bisa bayar kalau naik bus.Jadi aku taruh saja di tasnya uang dua puluh ribu.Aku
capek sekali hari ini harus berjalan sangat jauh.Aku ingin tidur. Sekarang
waktunya kembali ke rumah Harun.
***
Aku berlari ke setiap jalan yang ada di
hadapan mataku.Orang-orang dalam bis keluar dari bis dan mengejarku sambil
bersorak copet,copet,copet.Aku tidak bisa berkutik lagi.Aku sudah dikepung oleh
mereka.Aku tidak menduga lari mereka lebih cepat dariku walaupun mereka sudah
berumur diatas 45 tahun.Kali ini aku hanya bisa pasrah. Aku ucapkan terima
kasih kepada kalian yang telah memukulku hingga babak belur dan tidak sadarkan
diri seperti ini.Aku memang pantas mendapatkannya.Entah bagaimana nasibku
selanjutnya?Apakah aku patah tulang?Apakah aku di penjara?
***
Kuhirup
asap rokok dari orang yang merokok di sebelah kamar ini.Asap itu membuatku
sedikit sadar karena aku tidak suka dengan asap rokok.Asap itu membuatku ingin
muntah-muntah.Aku baru sadar jika sekarang aku ada di kamar yang sangat
sederhana.Di kamar ini hanya ada tempat tidur,lampu dan lemari.Lihat lantainya
saja tidak berkeramik.Rumah siapa ini?.Aku berjalan di setiap sudut kamar
ini.Kutemukan di sudut kamar ini ada botol-botol bekas di karung.Lalu terdengar
suara orang batuk-batuk yang menunjukkan seperti penyakitnya benar-benar parah.
Ya aku bukan dokter yang bisa menganalisis tiap penyakit dengan teliti.Aku
mencari asal suara itu.Makin lama,suara
yang kudengar semakin keras.Aku semakin berjalan ke kamar berpintu hijau
itu,suranya makin keras.Kubuka pintu itu.Kulihat seorang laki-laki yang sudah
tua yang berumur 55 tahun bersama Rosyid.
“Kau
sudah sadar rupanya,”kata Rosyid
“Jelaslah
aku sudah sadar.Jika aku belum sadar kenapa aku bisa berdiri seperti ini.Kenapa
kamu membawaku kemari?Bukankah tadi aku dikeroyok orang-orang?,”kataku
“Aku
tahu tadi kamu mencopet di bis.Kenapa kamu mencopet?Ingat mahasiswa tugasnya
sebagai agen perubahan.Apakah kamu mengingatnya?Kamu pernah mengatakan itu
kepadaku.Tadi aku mencoba menghentikan orang-orang yang memukulmu.Alhamdulillah
orang-orang mendengarkanku karena negara kita adalah Negara Hukum.Jadi sudah
sepatutnya jika ada kejahatan seperti tindakan kriminal juga harus diproses secara
hukum dan kamu bisa masuk penjara”
“Terima
kasih kamu sudah menyelamatkan nyawaku.Tapi kenapa sekarang kamu tidak
memasukkan aku ke penjara saja supaya sekalian aku mati di dalam penjara?Aku
sudah bosan dengan kehidupanku.Aku merasa kebahagianku dirampas Ibu tiriku”
“Karena
aku tahu kamu adalah orang baik.Kamu pasti bisa mengubah perilakumu.Kalau aku
memasukkan kamu ke penjara,orangtuamu pasti akan kecewa denganmu.Apalagi kamu
anak tunggal.Kamu itu satu-satunya harapan orangtuamu yang bisa mengubah kehidupan
orangtuamu menjadi lebih baik dari sebelumnya.Sejahat-jahatnya orang tua pasti
masih sayang dengan ananya.Tunjukkan pada dunia,kamu bisa mewujudkan
kesuksesanmu yang berawal dari mimpi sebesar genggaman tanganmu.Tebarkan
benih-benih kesuksesan disetiap langkahmu”
“Aku
tidak menyangka kamu peduli denganku.Maafkan aku karena aku pernah mengejek
kamu dan aku ingin mencabut kata’benci kepadamu selamanya’ yang pernah aku
ucapakan ke kamu.Aku mau tanya.Tadi aku melihat botol-botol bekas. Botol-botol
bekas itu milik siapa?”
“Punyaku.Aku
yang mengambil botol-botol bekas itu.Dugaan kamu benar saat kamu bertemu
pemulung saat berangkat ke kampus.Pemulung itu adalah aku”
“Mengapa
kamu harus jadi pemulung?Bukankah kam sudah dijamin mendapat beasiswa kuliah full dari semester awal sampai semester
akhir?”
“Aku
melakukan ini semua untuk Ayah.Aku mengumpulkan uang hasil memulungku untuk
membeli obat ayah”
“Kamu
sayang sekali dengan ayahmu”
“Ibuku
sudah tiada setahun yang lalu.Jadi siapa lagi yang aku sayang jika bukan ayah”
“Aku
kagum denganmu.Apakah bisa kita bersahabat
?”
“Masih
belum.Karena aku ingin melihat kamu bisa menebus semua kesalahan-kesalahmu.Yang
pertama adalah kamu harus mengembalikanseluruh uang dan dompet orang yang sudah
pernah kamu copet.Yang kedua adalah kamu maafkan Ayahmu dan berbuat baiklah
kepada Ayahmu semasih umurnya masih ada.Apakah kamu sanggup? ”
“Sanggup”
Tiba-tiba
terdengar suara dari langit yang memanggil namaku.Aku kenal dengan suara itu.Aku
terbang melewati lautan,gurun,pepohonan,dan rumput yang bergoyang hingga aku
kembali ke kamar Harun dan melihat jasadku sendiri.Aku kembali masuk ke
jasadku.Aku terbangun dari tidur panjangku.Harun dan Ayahku berada di
sampingku.Ternyata Harun yang memanggilku.Lalu aku duduk di samping Ayah.
“Nak,maafkan
Ayah kurang memperhatikamu.Ini laptop yang kamu inginkan.”
“Maafkan
aku juga Ayah.Aku terlalu memaksakan kehendak kepada Ayah.Apakah boleh aku
minta satu permintaan lagi?”
“Apa
itu?”
“Tolong
bantu Ayah Rosyid yang sekarang ini sakit keras dan hanya bisa terbaring di
tempat tidur.Mereka butuh bantuan kita.”
“Iya.Mereka
akan Ayah tolong.Nak,kamu itu anak Ayah satu-satunya.Kamu satu-satunya harapan
Ayah.Di masa tua Ayah nanti,ayah ingin kamu bahagia.Cukup sekali ini Ayah
kehilangan kamu.Aku tidak ingin kehilangan kamu lagi”.
Aku
memeluk erat Ayah.Pelukanku ini sebagai tanda kerinduanku kepada Ayah yang
selama ini aku cari dengan kasih sayangnya.Pertemuanku dengan Rosyid memanglah
hanya dalam mimpi.Tapi aku yakin Rosyid juga bisa merasakannya.Terima kasih
rosyid telah membuatku sadar tentang arti kehidupan ini.Ucapan kesanggupanku di
dalam mimpi memang khayalan ,tapi akan aku buktikan di dunia nyata ini.Lihatlah
pembuktianku sebentar lagi,Rosyid!.Aku menjadi sahabatmu.Aku berjanji akan
terbang bersama Rosyid ke seluruh penjuru dunia dengan menyebarkan virus-virus
kebaikan dan tidak menjadi pencopet.