Rabu, 20 Agustus 2014

Cerpan Pencopet Cs Pemulung



Pencopet Cs Pemulung

Khoirun.Itulah nama panggilku di kampus ini. Sekarang ini aku kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya,lebih tepatnya aku kuliah di Universitas Gajah Duduk.Memang cukup terdengar aneh jika orang-orang mendengar nama universitasku.Aku tidak peduli apa kata orang mengenai nama universitasku.Tapi jangan salah tanggap dulu.Walaupun namanya seperti itu,prestasinya cukup banyak. Dari tahun ini saja,sudah 100 lomba yang diikuti oleh mahasiswanya. Dari perlombaan itu,sudah 35 lomba yang bisa dijuarai.Untunglah bisa menang.Jadi bisa mengharumkan nama kampus tercinta. 

Aku tidak menyangka jika statusku sekarang ini menjadi mahasiswa.Ada rasa bangga dan ketakutan dengan statusku sekarang ini.Bangga karena dianggap dewasa dan bisa berpikir logis.Takut karena belum mengkontribusi masyarakat sekitar.Mahasiswa identik dengan tugas membuat makalah dan laporan.Satu lagi tugas yang tak terlupakan adalah membuat powerpoint dan dipresentasikan powerpointnya itu. Itu yang aku alami sekarang ini. Dosen matematikaku mengatakan,”Tanpa tugas,mahasiswa jadi tidak keren”.Aku hanya bisa tersenyum. Entah apa maksud perkataan dosenku tadi.Tapi sekarang aku mengerti apa maksudnya. Jika tugas tidak dikerjakan,semakin lama semakin menumpuk. Itu yang membuatku stres. Jalani saja dengan santai tapi serius.Pasti ada hikmah jika aku kerja keras sekarang ini. Dosen matematikaku mengatakan,”Jika kita tidak bekerja keras selama 4 tahun ini,kita tidak akan menikmati hasilnya di hari tua. Jangan salahkan di hari tua nanti kita masih tetap bekerja keras karena kita tidak bekerja keras diwaktu muda.Ini adalah kata-kata khusus untuk kamu”. Kata-kata ini masih melekat di memori otakku. Kata-kata itu seakan membius kehidupanku agar menjadi yang terbaik.Aku tidak tahu kenapa dosen matematikaku mengucapkan seperti itu kepadaku saat aku bertemu beliau di ruang dosen.Apa aku terlalu istimewa/bodoh/suka memberontak kepada dosen-dosen? Ini merupakan teka-teki silang bagiku untuk mengetahui maksud dari perkataan dosen matematikaku ini.

 Jika tugas banyak seperti ini,sudah pasti laptop juga harus beroperasi dengan baik. Hari ini aku dan Harun mengerjakan tugas di rumah Harun.
“Laptopku kok error seperti ini ya?”,tanyaku sambil melihat-lihat laptopku.
“Waduh.kalau laptopmu seperti itu berarti waktunya diservisin”,jawab Harun.
“Dimana tempat yang bagus untuk servisin laptop?”,tanyaku pada Harun.
“Dihatimu”,jawab Harun.
“Aku ini beneran tanya.Eh,kamu malah gombalin aku.was nanti kamu suka denganku”.
“Aku masih normal.Sangat tidak mungkin aku suka dengan sesame jenis”.
Peace man.Hehehe.Di daerah dekat sini tidak ada tempat servisin laptop ?”
“Ada”.
“Dimana?”.
“Di abangku.Karena abangku kerjanya di tempat servis komputer”.
“Kenapa tidak bilang dari tadi?”.
“Kalau aku bilang dari tadi,nanti kamu tidak penasaran seperti ini. Kalau kamu mau laptopmu untuk sementara ini,aku bawa dulu.Supaya diservisin abangku”.
“Oke.Kalau sudah selesai,hubungi aku ya”.
“Okelah kalau begitu”.
                                                                                    ***
Kulihat awan berjalan diatas langit pada pagi hari ini.Awan-awan itu bagaikan kapas terbang melayang-layang mengikuti arah angina.Mereka hanya mengikuti tanpa berpikir itu arah berbahaya atau tidak. Aku tidak ingin seperti kapas yang itu.Tapi aku ingin seperti matahari yang bisa menyinari seluruh alam semesta ini dengan sinarnya.Sinarnya yang terpancar membawa sumber kehidupan di muka bumi ini. Sinarnya membuat orang tersenyum karena jemuran baju mereka bisa kering.Tapi beberapa orang tidak suka dengan sinarnya karena bisa membuat kulit mereka menjadi gelap dari sebelumnya.Aku tahu segala sesuatu itu pasti punya kelebihan dan kekurangan,termasuk aku. Aku sering mengatakan dengan diriku sendiri,”Jangan jadikan kekurangan itu sebagai penghalang untuk bisa membuat kelebihan yang ada dalam diri hilang tanpa jejak”.Seperti matahari yang tanpa kita suruh untuk terbit atau terbenam tepat pada waktunya,dia akan sadar diri bahwa ini saatnya waktu untuk terbit atau terbenam.Walaupun begitu banyak orang yang tidak menyukainya,matahari tetaplah menjalankan aktivitasnya tanpa memperduliakan tanggapan orang lain.Karena ini sebagai bukti patuhnya matahari kepada Tuhan.Begitu indahnya suasana hari in.Suasanan ini membuatku takjub akan kekuasaan Tuhan.Tiba-tiba terdengar suara yang membangunkanku.
“Bangun,bangun,bangun.Sudah tahu sebentar lagi dosen mau masuk kelas.Eh,kamu malah melamun masih diluar kelas.Awas nanti kesurupan karena sekarang kita berada di gedung lantai 3.Gedung kuliah lantai 3 ini terkenal angker,”kata Rosyid.
“Oh kamu.Iya nanti aku masuk kelas,”kataku
“Oh iya.Nama kamu siapa?”
“Kamu ini bagaimana sudah menjalani kuliah selama 2 bulan masih saja belum tahu namaku. Kenalkan namaku Khoiron.Oh iya nama kamu siapa?”
“Namaku Rosyid”
“Sebenarnya yang tidak tahu nama teman itu siapa sih.Kok Khoiron tadi bilang seperti itu denganku.Dia sendiri juga tidak tahu namaku.Aneh anak ini,”kata Rosyid dalam hati.
“Lho kamu kenapa kok diam?,”tanyaku.
“Gak apa-apa.Oh iya aku duduk di kursi depan meja dosen saja”

Harun menghampiriku dan duduk di sebelah kananku.Lihat wajah Harun galau seperti diterjang ombak besar.Aku tidak kuat melihat kegalauannya.Lalu aku mulai tanya-tanya ke Harun untuk memancing Harun curhat kepadaku.

“Kamu ini kenapa sih?Kalau ada masalah kan bisa curhat ke aku.Aku ini bisa seperti pengadaian yang semboyannya mencari solusi tanpa masalah,”tanyaku
“Aku galau tingkat dewa,”jawab Harun
“Memangnya kegalauan punya level terendah sampai level tertinggi?.”
“Gak juga sih. Ini cuma ekspresi kegalauanku yang terlalu parah.Biarkan saja.Yang penting happy.Oh iya sebelumnya aku minta maaf karena kakakku gak bisa servisin laptopmu.Menurut kakakku,laptomu itu sudah waktunya rusak dan walaupun kamu servisin kemana saja,jawabannya gak bakalan bisa.”
“Oh.Ya sudah terima kasih ya atas bantuanmu dan bantuan kakakmu.”
“Sama-sama.”
                                                                       
***
Awan mendung menyelimuti langit.Suasana ini begitu sejuk.Suasana ini seperti suasana hatiku hari ini yang lega karena sudah mengumpulkan tugas ke dosen.Begitu senangnya aku sore ini karena sekarang waktunya pulang.Tadi waktu kuliah aku sedikit ngantuk.Sekarang ngantuknya hilang karena mau pulang.Biasanya sore-sore seperti ini itu jadi JTN(Jam Tidur Nasional).

Aku bergegas pulang ke rumah.Aku ingin menemui Ayah untuk minta uang 5 juta.Uang itu bukan aku gunakan untuk hura-hura,tapi aku gunakan untuk membeli laptop.Mencari uang itu memang susah jika kita tidak mempunyai skill dalam pekerjaan itu.Tapi aku sebagai anak berhak untuk meminta fasilitas belajarku kepada orangtuaku.Sebelumnya aku sudah mengecek uangku di ATM.Ternyata sisa uangku hanya 1,5 juta.

Ini adalah waktu yang tepat untuk bisa menyalurkan inspirasiku kepada Ayah.Aku berharap Ayah mengabulkan permintaanku.Setelah Ibu tiriku menyiapkan semua makanan di meja makan.Aku,Ayah,Ibu tiriku sudah siap menyantap hidangan di depan mata ini.Kami secara bergantian mengambil makanan satu persatu di piring masing-masing.Setelah selersai makan,aku menyalurkan keluh tidak pernah terduga olehku bahwa Ayah memarahiku.Aku menuduhku secara tidak-tidak bahwa aku akan menyelewengkan uang itu untuk berpora ria.Aku tak pernah habis pikir Ayah yang mampu menafkahi Ibu tiriku 7 juta perbulan,tapi tak mampu memberiku uang hanya untuk membeli laptop.Mungkin Ayahku sudah keracunan kata-kata Ibu tiriku yang membuatku seakan terpojok.Ya dari dulu aku tidak suka dengan ibu tiriku karena terlalu glamor dengan penampilannya,selalu sibuk dengan arisannnya,dan tidak pernah peduli dengan masalahku.

Aku berlari sekencang mungkin ke kamarku.Aku benar-benar kesal dan kecewa dengan Ayah.Rasanya aku ingin meneteskan air mata,tapi aku tidak boleh meneteskan air mata karena tetesan air mata ini tak kan bisa menyelasikan masalahku tanpa tindakan selanjutnya.Kubuka jendelaku.Kuambil kursi belajarku untuk aku hadapkan ke jendela.Aku duduk di kursi itu sambil memandang bulan dan bintang.Aku seakan seperti orang gila yang berbicara sendiri.Padahal aku curhat denagn bulan dan bintang.Sinar mereka membuatku tersenyum.Bulan dan bintang tak pernah bosan menyinari diri mereka sendiri.Aku kagum dengan mereka yang selalu menyinari diri mereka sendiri sehingga menambah keindahan dunia. Aku memang tidak bisa seperti bulan dan bintang sekarang ini karena aku terlalu kecewa dengan keadaan yang aku alami sekarang ini. Tapi aku yakin aku bisa bisa sepeti mereka yang selalu menyinari semua orang termasuk orang tuaku.Mungkin Ayah masih belum bisa memaafkanku karena waktu SMP aku pernah menyalahgunakan uang SPP 1 bulan untuk aku belikan mainan.Salah Ayah sendiri selalu lupa untuk membelikan mainan,tapi tidak pernah lupa membeli baju untuk Ibu tiriku sebulan sekali.Aku putuskan saja untuk membeli mainan sendiri.Sekarang ini aku butuh sosok seorang ibu sebagai tempat curhatku.Tapi ibuku sudah ditelan bumi dan aku tidak bisa berkata apa-apa karena ini semua adalah takdir Tuhan.Aku merasa tidak ada yang bisa mempercayaiku lagi di rumah ini.

Langit terlihat semakin gelap.Aku semakin memikirkan rencana apa yang harus aku lakukan setelah ini.Aku punya ide sementara ini kabur dari rumah supaya menenangkan pikiranku.Tapi setelah kabur nanti menginap di rumahnya siapa?Di rumah pacar,tapi aku tidak pernah pacaran.Di rumah tante,tapi rumahnya ada di luar kota.Di rumah nenek,tapi nenek tidak bisa jaga rahasia karena lata dan bisa saja nanti keceplosan bilang kalau aku di rumah nenek sekarang. Di rumah harun saja kalau begitu.Enaknya kabur kapan ya?Ah sekarang saja.Malam ini harus sudah kabur.Aku persiapkan dulu saja baju,buku,uang di tas.Sip semua sudah aku masukkan di tas.Sekarang aku tulis di lembaran kertas ini sebagai pengantar surat kalau aku kabur.Hahaha seperti apa saja ada surat pengantar.Maafkan aku Ayah melakukan hal bodoh seperti ini.
                                                                          ***
Matahari mulai menyambut aktivitas manusia dengan kemilau sinarnya.Harun membuka pintu rumahnya.Harun kaget melihat orang tidur di kursi teras rumahnya.Harun membangunkan otang itu.Ternyata orang itu aku.Aku memang menyamar memakai kumis saat kabur kemarin malam agar tetanggaku yang bertemu denganku jadi tidak kenal denganku.Aku melepas kumisku agar Harun kenal kepadaku.Ternyata walaupun aku memakai kumis palsu tetap saja Harun mengenaliku.
Aku memang sengaja tidak menghubungi Harun sebelum aku ke rumahnya Harun. Karena percuma saja Harun tidak akan dengar apapun jika dia sudah tidur,walaupun itu telepon dari pacarnya.Telepon dari pacarnya saja tidak diangkat,apalagi aku.
Lalu Harun menyuruhku untuk meletakkan barang-barangku di kamarnya.Puji syukur karena Harun mengizinkanku untuk tinggal di rumahnya selama 1 bulan ini.Aku menceritakan permasalahanku ini kepada Harun.Tapi untuk masalah pinjam uang untuk beli laptop,Harun tidak bisa membantuku karena Harun juga masih belum punya unang sebanyak itu. Lalu Harun menyuruhku untuk mandi dengan cepat karena kurang 45 menit lagi kuliah akan dimulai.
                                                                                ***
Waktu kurang 20 menit untuk masuk kuliah.Saat mau berangkat kuliah,Harun menyoba motornya.Ternyata motornya mogok.Akhirnya kami putuskan untuk jalan kaki saja.Di tengah jalan aku bertemu pemulung yang wajahnya tidak asing bagiku.Tapi aku lupa namanya siapa.Aku mencoba menghampirinya,tapi dia malah lari.Aku dan Harun mengejar pemulung itu.Anehnya pemulung itu berbelok masuk ke kampusku.Aku dan harun juga berbelok ke kampus.Semakin lama,semakin kami kehilangan jejak pemulung itu.Ya sudahlah.Akhirnya aku dan Harun memutuskan untuk masuk kelas saja karena waktunya sudah kurang 10 menit.
Sesampainya di kelas mataku langsung tertuju pada baju Rosyid.Bukan karena baju Rosyid yang baru beli atau bagus,melainkan bajunya mirip dengan baju yang dipakai pemulung tadi yaitu berwarna hijau dan bergambar doraemon.Ah,sangat tidak mungkin sekali Rosyid jadi pemulung karena Rosyid terpandang sebagai anak yang cerdas di kampus ini.Berbagai perlombaan juga banyak dia juarai.Mungkin ini hanya kebetulan saja.Tapi bisa jadi ini benar. Aku tak perlu menanyakan ini dulu ke Rosyid aku takut menyinggung dirinya.Ini bisa jadi penyelidikanku untuk membuktikan dugaanku.
                                                                                  ***
Waktu kuliah sudah berakhir.Waktunya pulang.Tapi aku tidak pulang dulu karena aku ingin membuktikan dugaanku dengan mengikuti jalan pulangnya.Aku sudah izin ke Harun kalau aku akan pulang terlambat.Setiap langkah demi langkah aku ikuti.Setiap Rosyid melihat kebelakang,aku selyalu bersembunyi entah itu di semak-semak,di pohon, di tiang listrik (untung saja aku tidak kesetrum).Sepertinya dia mulai merasakan kehadiranku.Hingga dia berjalan lebih cepat dari sebelumnya.Aku juga mengikutinya dengan jalan cepat.Dia membelok dan masuk ke apotek.Aku hanya mengawasinya dari jauh.”Kring,kring,kring”,itulah bunyi hpku.Aku mengangkatnya.Ternyata sms dari Harun yang berisi ‘jalan di gangku mau ditutup jam 6 karena tetangga sebelah mau mengadakan hajatan’.Setelah itu aku tutup hpku.Kulihat lagi Rosyid dari kejauhan ternyata sudah tidak ada.Aku masuk ke apotek itu ternyata Rosyid sudah tidak ada.Aku kehilangan jejak lagi.Kulihat disana ada orang yang mirip Rosyid.Aku kejar orang itu.Ternyata orang itu bukan Rosyid.Tidak apa-apalah gagal mencari bukti di hari ini.
Aku berjalan lagi.Kulewati warung,depot,restaurant dijalan ini.Hingga aku tertarik untuk masuk di warung yang namanya unik yaitu warung pencopet.Orang-orang itu selalu  ada saja inisiatif untuk memperkenalkan produknya hingga membuat konsumen tertarik untuk membeli. Warung ini mirip dengan kafe dengan dekorasi kain kotak-kotak hitam putih dan temboknya bergambar kartun-kartun pencopet.Lucu dan keren.Aku duduk di meja yang paling depan dengan seorang pria tua yang minum kopi.
Aku membuka daftar buku pesan.Setelah aku lihat-lihat,aku tertarik memesan kopi penjara.Sambil menunggu pesanan aku bercengkrama dengan pria itu.Aku baru saja dapat info dari pria tua bertubuh kurus  itu kalau warung ini memang nongkrongan para pencopet dan tempat mereka menghitung-hitung uang  hasil copetannya itu.Aku juga tidak menyangka kalau pria tua ini juga mantan pencopet yang sudah 10 kali dia dipenjara. Menurut pria tua ini,mencopet itu pekerjaan yang menjanjikan dan hasil pencopetanya perhari itu bisa lebih dari tiga ratus ribu.Pikiranku sekarang kacau dan pusing dengan masalah-masalah.Belum lagi aku beli laptop.Aku mencoba bepikir kembali. Jiwaku seakan terbagi dua menjadi dua yaitu jiwa kanan dan jiwa kiri.Jiwa kananku mengatakan bahwa aku tidak perlumelakukan itu karena perbuatan itu hanya merugikan orang lain dan haram hukumnya.Jiwa kiriku mengatakan bahwa aku lakukan saja mencopet itu karena aku melakukan ini hanya sementara saja dan nanti bisa dikembalikan uangnya.Ini sebuah keputusan yang sangat sulit.Dengan berat hati,aku memilih saran dari jiwa kiri.
Setelah aku minum kopi penjara ini.Kurasa ada belenggu di dalam diriku.Belenggu itu seakan mendorongku untuk berbuat kejahatan,ya mencopet adalah salah satunya. Aku keluar dari warung itu.Aku mulai mencari mangsa.Aku menemukan mangsaku yaitu perempuan di halte itu.Aku berjalan dan mendekati wanita itu.Dengan trik yang diajarkan oleh pria tua itu sekarang aku praktikkan.Ternyata benar,itu adalah jurus jitu.Akhirnya aku dapatkan dompetnya.Aku kasihan jika wanita itu tidak bisa bayar kalau naik bus.Jadi aku taruh saja di tasnya uang dua puluh ribu.Aku capek sekali hari ini harus berjalan sangat jauh.Aku ingin tidur. Sekarang waktunya kembali ke rumah Harun.
                                                                                 ***
Aku berlari ke setiap jalan yang ada di hadapan mataku.Orang-orang dalam bis keluar dari bis dan mengejarku sambil bersorak copet,copet,copet.Aku tidak bisa berkutik lagi.Aku sudah dikepung oleh mereka.Aku tidak menduga lari mereka lebih cepat dariku walaupun mereka sudah berumur diatas 45 tahun.Kali ini aku hanya bisa pasrah. Aku ucapkan terima kasih kepada kalian yang telah memukulku hingga babak belur dan tidak sadarkan diri seperti ini.Aku memang pantas mendapatkannya.Entah bagaimana nasibku selanjutnya?Apakah aku patah tulang?Apakah aku di penjara?
                       ***
Kuhirup asap rokok dari orang yang merokok di sebelah kamar ini.Asap itu membuatku sedikit sadar karena aku tidak suka dengan asap rokok.Asap itu membuatku ingin muntah-muntah.Aku baru sadar jika sekarang aku ada di kamar yang sangat sederhana.Di kamar ini hanya ada tempat tidur,lampu dan lemari.Lihat lantainya saja tidak berkeramik.Rumah siapa ini?.Aku berjalan di setiap sudut kamar ini.Kutemukan di sudut kamar ini ada botol-botol bekas di karung.Lalu terdengar suara orang batuk-batuk yang menunjukkan seperti penyakitnya benar-benar parah. Ya aku bukan dokter yang bisa menganalisis tiap penyakit dengan teliti.Aku mencari asal suara itu.Makin lama,suara  yang kudengar semakin keras.Aku semakin berjalan ke kamar berpintu hijau itu,suranya makin keras.Kubuka pintu itu.Kulihat seorang laki-laki yang sudah tua yang berumur 55 tahun bersama Rosyid.
“Kau sudah sadar rupanya,”kata Rosyid
“Jelaslah aku sudah sadar.Jika aku belum sadar kenapa aku bisa berdiri seperti ini.Kenapa kamu membawaku kemari?Bukankah tadi aku dikeroyok orang-orang?,”kataku
“Aku tahu tadi kamu mencopet di bis.Kenapa kamu mencopet?Ingat mahasiswa tugasnya sebagai agen perubahan.Apakah kamu mengingatnya?Kamu pernah mengatakan itu kepadaku.Tadi aku mencoba menghentikan orang-orang yang memukulmu.Alhamdulillah orang-orang mendengarkanku karena negara kita adalah Negara Hukum.Jadi sudah sepatutnya jika ada kejahatan seperti tindakan kriminal juga harus diproses secara hukum dan kamu bisa masuk penjara”
“Terima kasih kamu sudah menyelamatkan nyawaku.Tapi kenapa sekarang kamu tidak memasukkan aku ke penjara saja supaya sekalian aku mati di dalam penjara?Aku sudah bosan dengan kehidupanku.Aku merasa kebahagianku dirampas Ibu tiriku”
“Karena aku tahu kamu adalah orang baik.Kamu pasti bisa mengubah perilakumu.Kalau aku memasukkan kamu ke penjara,orangtuamu pasti akan kecewa denganmu.Apalagi kamu anak tunggal.Kamu itu satu-satunya harapan orangtuamu yang bisa mengubah kehidupan orangtuamu menjadi lebih baik dari sebelumnya.Sejahat-jahatnya orang tua pasti masih sayang dengan ananya.Tunjukkan pada dunia,kamu bisa mewujudkan kesuksesanmu yang berawal dari mimpi sebesar genggaman tanganmu.Tebarkan benih-benih kesuksesan disetiap langkahmu”
“Aku tidak menyangka kamu peduli denganku.Maafkan aku karena aku pernah mengejek kamu dan aku ingin mencabut kata’benci kepadamu selamanya’ yang pernah aku ucapakan ke kamu.Aku mau tanya.Tadi aku melihat botol-botol bekas. Botol-botol bekas itu milik siapa?”
“Punyaku.Aku yang mengambil botol-botol bekas itu.Dugaan kamu benar saat kamu bertemu pemulung saat berangkat ke kampus.Pemulung itu adalah aku”
“Mengapa kamu harus jadi pemulung?Bukankah kam sudah dijamin mendapat beasiswa kuliah full dari semester awal sampai semester akhir?”
“Aku melakukan ini semua untuk Ayah.Aku mengumpulkan uang hasil memulungku untuk membeli obat ayah”
“Kamu sayang sekali dengan ayahmu”
“Ibuku sudah tiada setahun yang lalu.Jadi siapa lagi yang aku sayang jika bukan ayah”
“Aku kagum denganmu.Apakah bisa kita bersahabat  ?”
“Masih belum.Karena aku ingin melihat kamu bisa menebus semua kesalahan-kesalahmu.Yang pertama adalah kamu harus mengembalikanseluruh uang dan dompet orang yang sudah pernah kamu copet.Yang kedua adalah kamu maafkan Ayahmu dan berbuat baiklah kepada Ayahmu semasih umurnya masih ada.Apakah kamu sanggup? ”
“Sanggup”
Tiba-tiba terdengar suara dari langit yang memanggil namaku.Aku kenal dengan suara itu.Aku terbang melewati lautan,gurun,pepohonan,dan rumput yang bergoyang hingga aku kembali ke kamar Harun dan melihat jasadku sendiri.Aku kembali masuk ke jasadku.Aku terbangun dari tidur panjangku.Harun dan Ayahku berada di sampingku.Ternyata Harun yang memanggilku.Lalu aku duduk di samping Ayah.
“Nak,maafkan Ayah kurang memperhatikamu.Ini laptop yang kamu inginkan.”
“Maafkan aku juga Ayah.Aku terlalu memaksakan kehendak kepada Ayah.Apakah boleh aku minta satu permintaan lagi?”
“Apa itu?”
“Tolong bantu Ayah Rosyid yang sekarang ini sakit keras dan hanya bisa terbaring di tempat tidur.Mereka butuh bantuan kita.”
“Iya.Mereka akan Ayah tolong.Nak,kamu itu anak Ayah satu-satunya.Kamu satu-satunya harapan Ayah.Di masa tua Ayah nanti,ayah ingin kamu bahagia.Cukup sekali ini Ayah kehilangan kamu.Aku tidak ingin kehilangan kamu lagi”.

Aku memeluk erat Ayah.Pelukanku ini sebagai tanda kerinduanku kepada Ayah yang selama ini aku cari dengan kasih sayangnya.Pertemuanku dengan Rosyid memanglah hanya dalam mimpi.Tapi aku yakin Rosyid juga bisa merasakannya.Terima kasih rosyid telah membuatku sadar tentang arti kehidupan ini.Ucapan kesanggupanku di dalam mimpi memang khayalan ,tapi akan aku buktikan di dunia nyata ini.Lihatlah pembuktianku sebentar lagi,Rosyid!.Aku menjadi sahabatmu.Aku berjanji akan terbang bersama Rosyid ke seluruh penjuru dunia dengan menyebarkan virus-virus kebaikan dan tidak menjadi pencopet.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar