DIBALIK
TIRAI JODOHKU
Aku tidak bisa
mengatakan apa-apa lagi karena orangtuaku sudah memilih lelaki yang akan
menjadi pendamping hidupku. Lelaki itu bernama Imam. Aku tidak
tahu mengapa Ayahku menganggap Imam seperti orang yang sempurna dan cocok
denganku. Secara finansial,Imam terlihat cukup mapan dengan pekerjaannya
sebagai manager di perusahaan besar. Dia memang terlihat begitu baik dan hormat
dengan aku dan orangtuaku. Tapi aku tidak merasakan ada benih-benih cinta yang
aku rasakan saat aku bertemu dengannya. Aku bingung dengan keadaan seperti ini.
Semakin aku melihat cincin yang ada di jari manisku, semakin aku muak dengan
situasi ini. Aku merasa kehidupanku seperti kehidupan Siti Nurbaya saja yang
disuruh nikah paksa.
Aku hanya berharap Irfan
menepati janjinya untuk segera menikahiku. Irfan adalah pacarku. Sudah 2 bulan
ini aku tidak bertemu dengan Irfan karena dia bekerja sebagai pegawai bank di
kota lain. Aku yakin dia masih mencintaiku. Selama 1 bulan ini juga aku dengan
aku tidak mendapat kabar dari Irfan.
Aku menatap foto Irfan
di hp ku dan berharap Irfan segera kembali. Tiba-tiba terdengar suara ketukan
dari pintu kamarku. Aku letakkan hpku diatas meja. Aku berjalan menuju pintu
kamarku. Aku buka pintu itu. Ternyata ayah yang mengetuk kamarku. Ayahku masuk
ke kamarku.
“ Ada apa ayah? ”
“Besok kan hari minggu. Tadi ayah dapat telepon dai
ayahnya Imam kalau besok Imam yang mau datang kemari. Imam ingin mengajakmu
jalan-jalan.”
“Tapi…..”
“Sudah tidak apa-apa
temani saja Imam. Dia kan calon suamimu. Kapan lagi kamu kenal dengan Imam
kalau tidak mulai sekarang. Ayah jamin kalau Imam orang baik. Coba saja kamu
tes besok untuk membuktian perkataan ayah tadi”
“Oke,”kataku dengan berat hati mengatakannya.
“Foto siapa ini?cukup tampan lelaki ini ,”kata Ayah
sambil membawa hpku
“Oh. Itu foto sahabatku waktu kuliah S1 Akutansi
yang sekarang jadi pegawai bank”
“Oh. Dia satu kantor denganmu?”
“Jelas beda. Aku itu di bank Mandiri Surabaya. Kalau
dia di bank BRI Banyuwangi”
“Oke kalau begitu ayah balik dulu di kamar.
Selamat tidur”
***
Ternyata benar Imam ke
rumahku hari ini. Dengan bermuka manis dan kata-katanya yang lemah lembut,Imam
meminta izin kepada orangtuaku untuk jalan-jalan denganku.Sudah kuduga
orangtuaku jelas mengizinkannya. Akhirnya aku dan Imam pergi naik mobil. Aku
sedikit canggung duduk disebelahnya. Imam hanya diam dan fokus menyetir mobil.
Agar suasana sedikit ramai, aku mengajak Imam berbicara.
“By the way,kita
mau pergi kemana?”
“Kalau aku mau ajak kamu ke toko buku Gramedia”
“Cuma itu saja?”
“Iya”
“Nanti mampir ke depot Maharani dulu baru ke toko
buku Gramedia karena aku lapar.hehe”
“Oke”
Suasana hening kembali.
Aku tidak menyangka Imam adalah orang yang pendiam. Beda sekali denganku yang
tidak suka diam. Tak lama kemudian,kami sampai di depot Maharani. Imam memperlakukanku seperti ratu sejagat
dengan segala kemewahan. Dia membukakanku pintu mobil. Dia mengandeng tanganku.
Aku hanya bengong begitu beraninya dia mengandeng tanganku sampai ke kursi
depot ini.
“Maaf aku tidak sengaja
karena aku sudah terbiasa mengandeng tangan adikku selepas dari mobil jika ke
depot. Sekali lagi maaf ya”
Aku hanya tersenyum.
Imam polos banget orangnya. Kami berdua memesan dua soto Madura dan 2 gelas es
teh. Setelah asyik makan,kami ngobrol. Tiba-tiba dua orang yang tak kukenal
berjalan dengan terburu-buru dan mengambil tasku. Imam mengejar dua orang itu.
Aku hanya bisa berteriak,” maling!!!”. Orang-orang di depot ini menghampiriku
semua dan menenangkanku. Aku hanya berharap Imam kembali dengan selamat. Lima
belas kemudian, Imam kembali di depot ini dan membawa tasku. Walaupun mukanya
ada bekas luka pukulan yang cukup memar di atas matanya,dia tetap tersenyum
padaku.
“Terima kasih sudah
mengambil kembali tasku dari pencuri itu. Ayo kita cepat pulang agar aku obati
lukamu”
“Tidak perlu. Kita kan
bukan mukrim jadi tidak sepantasnya wanita yang belum halal denganku mengobati
lukaku. Maaf kita tidak jadi ke toko buku Gramedia. Kita langsung pulang saja. ”
“No problem. Nanti aku saja yang menyetir mobilmu”
“Aku saja yang
menyetir. Lihat aku masih sehat kan. Kalau aku yang tadi menjemputmu di rumah
,sudah sepantasnya waktu pulang aku juga yang mengantarmu.hehe”
“Ada-ada saja kamu ini”
Imam mengantarku sampai
rumah. Sesampainya di rumah,entah kenapa aku mulai tertarik dengan Imam. Sosok
pribadinya membuatku suka dengannya walaupun baru berjalan bersama dengannya.
Bayangan Imam mulai tergambar dalam hidupku. Waktu tidur saja masih ingat
dengan Imam. Sepertinya aku menjadi orang buta hari ini. Buta akan cinta.
Suara dering sms
berbunyi. Aku ambil hpku. Ini sms dari Irfan. Aku masih belum membuka sms dari Irfan. Aku baru ingat Irfan jadi
pacarku sekarang ini. Aku sangat tidak mungkin aku mencintai 2 orang yang aku
sayangi. Sebuah pilihan yang sangat susah untuk aku pilih. Aku harus berani
memutuskan pilihan diantara mereka. Dunia ini tidak membutuhkan manusia pesimis
dan aku harus optimis. Tuhan, beritahu aku siapa yang tebaik diantara
mereka?Aku sangat tidak mungkin terlalu percaya dengan Imam karena aku baru
mengenalnya.
Sebelum tidur,aku
mengambil wudhu. Lalu mengerjakan sholat istikhoroh. Aku yakin Allah memberi
petunjuk padaku. Setelah mengerjakan sholat ini,ada kedamaian di dalam diriku.
Aku merasa bahagia entah apa sebabnya. Benar-benar aneh. Kebahagiaan itu abstrak
dan susah dikatakan dengan apapun.Setelah aku berdoa,aku tidur.
Aku bangun dari tidurku
yang pulas.Mimpi ini membuatku bingung karena Imam yang duduk denganku di taman
yang indah. Kami saling tertawa dan ngobrol. Aku merasakan kenyamanan di dekat
Imam. Kenapa didalam mimpi itu bukan Irfan?Mungkinkah aku berjodoh dengan Imam?
Secara logika ,aku sangat tidak mungkin aku mencintai Imam karena aku juga
cinta dengan Irfan.Logika memang perlu dalam kehidupan ,tapi hati juga punya kesempatan untuk mengungkapkan
pendapatnya. Dalam keadaan bingung seperti ini, hati nurani bisa membantu. Hati
nuraniku mengatakan agar aku lebih memilih Imam daripada Irfan.
Aku baru ingat aku
belum mengetahui isi sms Irfan. Aku membuka smsnya.
“Karina,terima kasih
kau telah memberi warna dalam kehidupanku. Ketulusan hati,kejujuran,kesetiaanmu
yang pernah kamu lakukan padaku tidak pernah aku lupakan.Aku juga sudah tahu
kamu sudah bertunangan. Maafkan aku. Aku tidak bisa datang di acara
pertunanganmu dengan Imam. Aku tidak sanggup datang. Mungkin kau menganggapku
sebagai pengecut. Asal kamu tahu tunanganmu adalah sepupuku dan aku tidak
mungkin mengagalkan acara itu. Aku tidak ingin menghancurkan kebahagiaan
seseorang. Asal kamu tahu,Imam adalah kakak kelasmu dulu waktu SMA. Dari
SMA,dia memendam perasaan denganmu tapi dia tidak mengungkapan padamu karena
menurutnya pacaran di waktu SMA tidak akan berbuah apa-apa dan hanya akan
menyakiti perasaan apabila putus. Dia benar-benar menjaga perasaan wanita. Imam
adalah orang baik dan lebih mapan dariku. Cinta memang tidak bisa dibeli dengan
uang. Jagalah dia sampai ajal memisahkan kalian berdua. Aku merestui hubungan
kalian. Maafkan aku. Aku memilih hubungan kita sekarang putus. Maafkan aku juga
tidak menepati janjiku untuk menikahimu. Aku tahu ini berat untuk kau terima
tapi cobalah kau pahami aku.aku sengaja satu bulan ini tidak memberi kabar
kepadamu agar kamu bisa melupakanku dan aku bisa melupakanmu. Mungkin kau telah
mengaggapku sebagai orang jahat yang mengorbankan perasaan seseorang. Tidak
apa-apa aku terima berbagai alasanmu. Karena kau berhak mengungkapkan
perasaanmu. Maafkan aku banyak salah kepadamu. Kau adalah orang baik dan sudah
sepantasnya juga mendapatkan jodoh orang yang baik juga. ”
Air mataku berjatuhan
membasahi pipiku saat membaca sms itu. Berbagai alasan sudah cukup padaku bahwa Imam memang jodohku. Dengan berat hati,aku membalas sms
Irfan kalau aku setuju aku putus dengan Irfan. Aku tahu bagaimana perasaan
Irfan saat tahu sepupunya sendiri melamarku. Mungkin ada kekagetan dari Irfan
karena orang yang ia cintai telah dilamar sepupunya.Mulai hari ini,aku harus
belajar mencintai Imam. Kurang dua minggu lagi aku akan menikah dengan Imam.
Sedikit tertanam benih-benih cinta di dalam diriku untuk mencintai Imam.
Walaupun sedikit,aku percaya benih-benih itu bisa jadi pohon yang
besar,kokoh,berbuah,dan bermanfaat bagi orang lain. Aku yakin Allah memberi
yang terbaik untukku. Penikahan atas dari keterpaksaan dari hati memanglah
membuat derita. Tapi ubahlah aku menikah atas dasar ketulusan hati dan mencapai
ridho Illahi itu akan lebih membuat pernikahan kita menjadi lebih bahagia dan
menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar